Dikutip dari Viva News - Pencarian korban longsor Jemblung Dusun, Desa Sampang, Karangkobar, Banjarnegara, resmi dihentikan hari ini. Tapi ada cerita lain muncul setelah berakhirnya evakuasi korban tanah longsor. www.blogger.com
Kesaksian diberitahu oleh Iwan Kelvin (45), para penggali kubur yang selama 10 hari terakhir membuat kuburan massal di pemakaman Dusun Aliyan, Desa Ambal, Karangkobar.
Sampai proses pencarian berakhir, Iwan dimakamkan sebanyak 52 korban yang merupakan warga Dusun Jemblung. Dari jumlah tersebut, tujuh di antaranya belum teridentifikasi. Mereka menyebut Mr X untuk korban laki-laki, dan Mrs X untuk korban perempuan. Sementara dua anak-anak juga tidak diakui.
Sebagai penduduk asli Aliyan yang rumahnya berjarak 100 meter dari lokasi pemakaman, banyak keanehan yang muncul ketika prosesi pemakamannya. Mulai dari bau menyengat di kuburan, sampai bau harum entah dari mana.
"Saya tadi malam sekitar 22:00 jam cek di sini (pemakaman), ada benar-benar bau. Ketika saya browsing ternyata ada sebuah makam yang menembus ke dalam lubang lain sehingga bau keluar. Langsung saja saya menutup penggunaan lahan, "katanya kepada judul, minggu 21 Desember 2014.
Tidak jarang dia yang selalu memeriksa lokasi pemakaman untuk alasan keamanan, bahkan menemukan bau sangat harum. Namun, hal itu telah menjadi biasa bagi satu-satunya orang yang secara sukarela energi Aliyan menjadi penggali kubur relawan, meskipun banyak warga lain yang dievakuasi.
"Ada empat kuburan saya sudah digali, tetapi tidak digunakan untuk evakuasi telah dihentikan," katanya sambil mengambil cangkul untuk menutupi bagian belakang empat lubang yang tidak terpakai.
Bagi warga yang tinggal di dekat lokasi longsor dan massa kuburan, Iwan tersangka, jumlah korban yang masih terkubur masih lebih dari 50 orang. Menurut dia, saat longsor terjadi, situasi di jalur Banjarnegara-Pekalongan pada Jumat 12 Desember dan sangat ramai.
"Prediksi saya masih 50 korban lebih banyak. Karena cara yang tepat pada dusun Jemblung berubah jalur. Karena setiap Jumat banyak orang pulang dari kerja melalui itu. Belum lagi, kendaraan pada baris sebelumnya sebagai longsoran hit kecil jalan, "katanya api alat pemadam.
Namun, sebagai penggali kuburan, Iwan adalah salah satu di antara ribuan sukarelawan yang memiliki segudang pengalaman berharga dari bencana tanah longsor yang menerjang desa tetangga. Hal ini dilakukan tanpa harapan imbalan lebih dari siapa pun.
"Ini adalah pengalaman bagi saya secara pribadi. Semua peristiwa yang di atas adalah untuk mengetahui dan saya tidak berharap lebih," katanya setelah mengubur mayat hari terakhir.
Kesaksian diberitahu oleh Iwan Kelvin (45), para penggali kubur yang selama 10 hari terakhir membuat kuburan massal di pemakaman Dusun Aliyan, Desa Ambal, Karangkobar.
Sampai proses pencarian berakhir, Iwan dimakamkan sebanyak 52 korban yang merupakan warga Dusun Jemblung. Dari jumlah tersebut, tujuh di antaranya belum teridentifikasi. Mereka menyebut Mr X untuk korban laki-laki, dan Mrs X untuk korban perempuan. Sementara dua anak-anak juga tidak diakui.
Sebagai penduduk asli Aliyan yang rumahnya berjarak 100 meter dari lokasi pemakaman, banyak keanehan yang muncul ketika prosesi pemakamannya. Mulai dari bau menyengat di kuburan, sampai bau harum entah dari mana.
"Saya tadi malam sekitar 22:00 jam cek di sini (pemakaman), ada benar-benar bau. Ketika saya browsing ternyata ada sebuah makam yang menembus ke dalam lubang lain sehingga bau keluar. Langsung saja saya menutup penggunaan lahan, "katanya kepada judul, minggu 21 Desember 2014.
Tidak jarang dia yang selalu memeriksa lokasi pemakaman untuk alasan keamanan, bahkan menemukan bau sangat harum. Namun, hal itu telah menjadi biasa bagi satu-satunya orang yang secara sukarela energi Aliyan menjadi penggali kubur relawan, meskipun banyak warga lain yang dievakuasi.
"Ada empat kuburan saya sudah digali, tetapi tidak digunakan untuk evakuasi telah dihentikan," katanya sambil mengambil cangkul untuk menutupi bagian belakang empat lubang yang tidak terpakai.
Bagi warga yang tinggal di dekat lokasi longsor dan massa kuburan, Iwan tersangka, jumlah korban yang masih terkubur masih lebih dari 50 orang. Menurut dia, saat longsor terjadi, situasi di jalur Banjarnegara-Pekalongan pada Jumat 12 Desember dan sangat ramai.
"Prediksi saya masih 50 korban lebih banyak. Karena cara yang tepat pada dusun Jemblung berubah jalur. Karena setiap Jumat banyak orang pulang dari kerja melalui itu. Belum lagi, kendaraan pada baris sebelumnya sebagai longsoran hit kecil jalan, "katanya api alat pemadam.
Namun, sebagai penggali kuburan, Iwan adalah salah satu di antara ribuan sukarelawan yang memiliki segudang pengalaman berharga dari bencana tanah longsor yang menerjang desa tetangga. Hal ini dilakukan tanpa harapan imbalan lebih dari siapa pun.
"Ini adalah pengalaman bagi saya secara pribadi. Semua peristiwa yang di atas adalah untuk mengetahui dan saya tidak berharap lebih," katanya setelah mengubur mayat hari terakhir.